Kehidupan sel sebagai unit fungsional
terkecil dari organisme :
1.
Introduksi sel
Sel merupakan tingkatan struktur terendah
yang mampu melakukan semua aktivitas kehidupan. Semua organisme terbentuk dari
sel, yaitu unit dasar dari struktur dan fungsi organisme tersebut. Robert
Hooke, seorang saintis Inggris, pertama kali menerangkan dan menamakan sel pada
tahun 1665, ketika ia meneliti suatu irisan dari gabus (kulit batang dari pohon
oak dengan menggunakan mikroskop yang memiliki perbesaran 30 kali. Walaupun
meyakini bahwa kotak kecil, atau ‘sel’, yang ia lihat hanya dimiliki oleh
potongan gabus tersebut, Hooke tidak pernah menyadari betapa pentingnya
penemuannya ini.
Penerusnya seorang saintist Belanda bernama
Anton van Leeuwenhoek, menemukan organisme yang sekarang kita kenal sebagai
organisme bersel tunggal. Dengan menggunakan butiran-butiran pasir yang telah
ia ubah menjadi kaca pembesar berkekuatan 300x, Leeuwenhoek menemukan suatu
dunia mikroba di dalam tetesan-tetesan air kolam dan juga meneliti sel-sel
darah dan sel sperma hewan. Pada tahun 1839, hampir dua abad setelah penemuan
Hooke dan Leeuwenhoek, sel akhirnya diakui sebagai unit kehidupan yang terdapat
di mana saja oleh Matthias Schleiden dan Theodor Schwann, dua ahli biologi
Jerman.
Dalam kasus klasik tentang penalaran induktif
– pencapaian suatu kesimpulan umum berdasarkan pengamatan-pengamatan khusus –
ini, Schleiden dan Schwann merangkum penelitian mikroskopik mereka sendiri dan
hasil-hasil penelitian saintis lainnya dengan menyimpulkan bahwa semua bentuk
kehidupan tersusun dari sel. Kesimpulan umum ini menjadi dasar bagi teori sel.
Teori ini kemudian dikembangkan untuk memasukkan gagasan bahwa semua sel
berasal dari sel-sel lain. Kemampuan sel untuk membelah diri menghasilkan
sel-sel yang baru adalah dasar bagi semua reproduksi dan bagi pertumbuhan dan
perbaikan organisme-organisme multiseluler, termasuk manusia.
Semua sel diselimuti oleh suatu membran yang
mengatur perjalanan materi antara sel tersebut dan lingkungan sekelilingnya.
Setiap sel, pada tahapan tertentu dalam hidupnya, mengandung DNA, yaitu materi
yang dapat diwariskan yang mengarahkan aktivitas-aktivitas sel tersebut.
2.
Ultra struktur sel
a.
Membran sel
Membran
sel, yang menyelubungi sel, merupakan struktur elastik tipis, tebalnya hanya
7,5 sampai 10 nanometer. Membran sel ini hampir seluruhnya terdiri dari protein
dan lipid. Perkiraan komposisi adalah protein 55%, fosfolipid 25%, kolesterol
13%, lipid lain 4%, dan karbohidrat 3%.
b.
Sitoplasma
Sitoplasma
dipenuhi oleh partikel-partikel dan organel-organel berukuran besar dan kecil
yang tersebar, berkisar dari beberapa nanometer sampai beberapa mikrometer.
Bagian cairan bening dari sitoplasma yang merupakan tempat dimana
partikel-partikel itu tersebar disebut sebagai sitosol, yang terutama terdiri
atas protein yang larut, elektrolit, dan glukosa, serta sejumlah kecil senyawa
lipid.
c.
Retikulum Endoplasmik
Jaringan
berbentuk tubular dan struktur vesikular gepeng. Tubulus dan vesikel ini saling
berhubugan satu sama lain. Dinding retikulum juga terbentuk dari membran
berlapis lipid ganda yang terdiri atas banyak sekali protein, mirip dengan
membran sel. Total daerah permukaan struktur ini pada beberapa sel-sel hati,
misalnya-dapat mencapai ukuran 30-40 kali lebih besar daripada daerah membran
sel.
1) Ribosom dan
granula endoplasmik retikulum. Sejumlah besar partikel-partikel granula kecil
yang disebut ribosom, melekat pada permukaan luar sebagian besar retikulum
endoplasmik. Bila ribosom ini ditemukan, maka retikulum ini sering disebut
sebagai retikulum endoplasmik granula. Ribosom terdiri atas campuran asam
ribonukleat (RNA) dan protein, dan berfungsi pada sintesis protein di dalam
sel.
2) Retikulum endoplasmik agranula.
Sebagian retikulum endoplasmik tidak dilekati oleh ribosom. Bagian ini disebut
sebagai retikulum endoplasmik agranula, atau halus. Retikulum agranula ini
berfungsi dalam sintesis substansi lipid dan berbagai proses enzimatik lain
dalam sel.
d.
Aparatus Golgi
Aparatus
golgi erat hubungannya dengan retikulum endoplasmik. Aparatus golgi memiliki
membran yang mirip dengan membran pada retikulum endoplasmik agranular.
Aparatus golgi biasanya terdiri atas empat atau lebih tumpukan lapisan vesikel
tipis dan gepeng yang terletak dekat dengan nukleus. Aparatus ini penting pada
sel sekretoris. Pada sel sekretoris aparatus golgi terletak di sebelah sel
tempat substansi sekretorik akan dikeluarkan.
Aparatus
golgi ini dalam fungsinya bekerjasama dengan retikulum endoplasmik. Vesikel
pengangkut kecil yang juga disebut vesikel retikulum endoplasmik atau secara
singkat disebut sebagai vesikel RE, secara terus menerus ditarik dari retikulum
endoplasmik dan segera setelah itu bergabung dengan aparatus golgi. Dengan cara
ini, substansi yang terjerat dalam vesikel RE diangkut dari retikulum
endoplasmik menuju ke aparatus golgi. Substansi yang diangkut ini selanjutnya
diproses di dalam aparatus golgi untuk membentuk lisosom, vesikel sekretoris,
atau komponen sitoplasmik yang lainnya.
e.
Lisosom
Lisosom
merupakan organel vesikular yang dibentuk oleh aparatus golgi yang kemudian
tersebar di seluruh sitoplasma. Lisosom ini merupakan sistem pencernaan
intraselular yang memungkinkan sel untuk mencernakan bahan-bahan dan struktur
intraseluler, khususnya struktur sel yang telah rusak, partikel-partikel
makanan yang telah dicernakan sel, dan bahan-bahan yang tidak diinginkan tubuh,
misalnya bakteri.
f.
Peroksisom
Peroksisom
secara fisik mirip dengan lisosom, tetapi berbeda dalam dua hal penting;
Pertama, peroksisom diyakini dibentuk dari replikasi-sendiri (atau mungkin
melalui pertunasan dari retikulum endoplasmik halus) dan bukan dibentuk oleh
aparatus golgi. Kedua, peroksisom lebih mengandung oksidase daripada hidrolase.
Beberapa oksidase mampu menggabungkan oksigen dengan ion hidrogen dari zat
kimia intraseluler yang berbeda untuk membentuk hidrogen peroksida (H2O2).
Hidrogen peroksida sendiri sebaliknya merupakan suatu substansi yang sangat
mudah beroksidasi, dan dipergunakan berkaitan dengan katalase, suatu enzim
oksidase lain yang ditemukan dalam jumlah besar di dalam peroksisom, untuk
mengoksidasi banyak substansi yang bila tidak, akan menjadi racun bagi sel.
Sebagai contoh, kira-kira setengah dari alkohol yang diminum seseorang
didetoksifikasi oleh peroksisom sel-sel hati.
g.
Vesikel sekretoris
Salah
satu fungsi penting dari banyak sel adalah menyekresi substansi-substansi
khusus. Hampir semua substansi sekretorik dibentuk oleh retikulum endoplasmik –
sistem aparatus golgi dan kemudian dilepaskan dari aparatus Golgi ke dalam
sitoplasma di dalam vesikel penyimpan, yang disebut vesikel sekretoris atau
granula sekretoris. Misalnya vesikel sekretoris khusus di dalam sel-sel asini
pankreas yang menyimpan proenzim protein (enzim yang belum aktif); proenzim
kemudian akan disekresikan ke membran sel bagian luar, masuk ke duktus
pankreatikus dan kemudian ke duodenum, dimana proenzim akan menjadi aktif dan
melakukan fungsi pencernaan.
h.
Mitokondria
Mitokondria
disebut sebagai rumah energi sel. Tanpa mitokondria, sel tidak akan dapat
menyadap jumlah energi yang bermakna dari bahan makanan dan oksigen, dan
sebagai akibatnya, semua fungsi sel akan berhenti. Pada dasarnya, mitokondria
terdapat di semua bagian sitoplasma, tetapi jumlah total per sel sangat
bervariasi, mulai kurang dari seratus sampai beberapa ribu, bergantung pada
jumlah energi yang dibutuhkan oleh masing-masing sel. Selanjutnya mitokondria
terkonsentrat dalam bagian-bagian sel yang bertanggung jawab terhadap
metabolisme energi. Mitokondria juga bervariasi dalam ukuran dan bentuk;
beberapa mitokondria diameternya hanya beberapa ratus nanometer dan bentuknya
granula, sedangkan yang lain lebih panjang – diameternya 1 mikrometer dan
panjangnya 7 mikrometer – dan yang lain bercabang dan berbentuk filamen.
i.
Struktur filamen dan tubular sel
Biasanya
protein fibrilar sel disusun membentuk filamen atau tubulus. Keduanya merupakan
molekul protein prekursor yang disintesis oleh ribosom di dalam sitoplasma.
Molekul prekursor berpolimerisasi membentuk filamen. Sebagian besar filamen
aktin seringkali terdapat di sisi luar sitoplasma, yang merupakan daerah yang
disebut sebagai ektoplasma, untuk membentuk suatu penunjang elastik bagi
membran sel. Juga, di dalam sel-sel otot, filamen aktin dan miosin tersusun
menjadi suatu mesin kontraktil khusus yang merupakan dasar timbulnya kontraksi
otot di seluruh tubuh.
Ada
satu filamen khusus yang terdiri atas molekul-molekul tubulin yang digunakan
dalam semua sel untuk membentuk struktur tubulus, yaitu mikrotubulus. Sebagian
mikrotubulus mengandung 13 protofilamen tubulin yang terletak sejajar satu sama
lain dalam satu lingkaran untuk membentuk sebuah silinder panjang sempit yang
kira-kira berdiameter 25 nanometer dan panjang 1 sampai beberapa mikrometer.
Silinder ini sering tersusun dalam bentuk berkas yang menyebabkan mikrotubulus
seluruhnya merupakan suatu massa struktural yang sangat kuat. Akan tetapi,
mikrotubulus merupakan suatu struktur kaku yang akan pecah bila terlalu
dibengkokkan. Jadi fungsi primer mikrotubulus adalah sitoskeleton, yang
membentuk suatu struktur fisik yang kaku untuk beberapa bagian sel yang khusus.
Juga,, sitoplasma sering mengalir di sekitar mikrotubulus, yang mungkin
disebabkan oleh pergerakan lengan yang menonjol keluar dari mikrotubulus.
j.
Nukleus
Nukleus
merupakan pusat pengaturan sel. Secara singkat, nukleus mengandung sejumlah
besar DNA, yang telah kita sebut bertahun-tahun sebagai gen. Gen menentukan
karakteristik protein sel, termasuk enzim-enzim sitoplasma yang mengatur
aktivitas sitoplasma. Nukleus juga mengatur reproduksi; gen-gen ini pertema
bereproduksi sendiri, dan kemudian, sel dipecahkan oleh proses khusus yang
disebut mitosis untuk membentuk dua sel anak, yang masing – masing menerima
satu dari dua set gen.
Penampilan
nukleus di bawah mikroskop cahaya tidak memberikan gambaran yang cukup mengenai
mekanisme nukleus melakukan kerja pengontrolannya. Penampilan sebuah nukleus
dalam fase interfase (periode di dalam mitosis) dengan menggunakan mikroskop
cahaya, memperlihatkan bahan kromatin yang terpulas gelap di seluruh
nukleoplasma. Selama mitosis, bahan kromatin menjadi sangat mudah
diidentifikasi sebagai kromosom yang tersusun baik, yang dapat dilihat dengan
mudah dengan mikroskop cahaya.
k.
Membran nukleus
Membran
nukleus, yang juga disebut selubung inti, sebenarnya merupakan dua membran yang
terpisah, satu membran terdapat di dalam membran yang lain. Membran luar
bersambung dengan retikulum endoplasmik, dan ruang antara kedua membran nukleus
juga bersambung dengan ruang di sebelah dalam retikulum endoplasmik.
Kedua
lapisan membran nukleus ditembus oleh beberapa ribu pori-pori nukleus.
Pori-pori ini besar, hampir berdiameter 100 nanometer. Akan tetapi, kompleks
molekul protein yang besar berlekatan di sekitar tepi pori sehingga bagian
pusat pori hanya berdiameter kira-kira 9 nanometer. Walaupun demikian, ukuran
ini cukup besar sehingga memungkinkan sejumlah molekul sampai dengan berat
molekul 44.000 dapat lewat dan molekul dengan berat molekul kurang dari 15.000
lewat dengan sangat cepat.
l.
Nukleoli
Nukleus
sebagian besar sel memiliki satu atau lebih struktur yang terpulas pucat
disebut nukleoli. Nukleolus, tidak seperti organel lainnya, tidak memiliki
sebuah membran pembatas, sebaliknya, nukleoli hanya merupakan suatu struktur
yang mengandung sejumlah besar RNA dan protein dari jenis yang ditemukan di
dalam ribosom. Nukleolus menjadi sangat membesar bila sebuah sel secara aktif
mensintesis protein. Gen dari lima pasangan kromosom yang terpisah akan
mensintesis RNA ribosomal dan kemudian menyimpannya di dalam nukleolus, yang
dimulai dengan sebuah RNA fibrilar longgar yang kemudian memadat membentuk sub
unit ribosom granula. Sub unit ribosom granula ini selanjutnya diangkut melalui
pori-pori membran nukleus ke dalam sitoplasma, berkumpul untuk membentuk
ribosom “matang” yang memainkan peranan penting dalam pembentukan protein.
3.
Jenis-jenis sel
Dua jenis utama sel, yaitu sel prokariotik
dan sel eukariotik – dapat dibedakan berdasarkan organisasi strukturalnya.
Sel-sel dari mikroorganisme yang biasa disebut bakteri adalah sel prokariotik.
Semua bentuk kehidupan lainnya tersusun dari sel-sel eukariotik. Sel eukariotik
jauh lebih kompleks daripada sel prokariotik, karena dibagi-bagi oleh
membran-membran internal menjadi ruangan-ruangan fungsional, atau organel yang
berbeda-beda. Pada sel eukariotik, DNA tersusun bersama-sama dengan beberapa
jenis protein tertentu menjadi struktur yang disebut sebagai kromosom yang
terdapat di dalam sebuah nukleus, organel terbesar pada sebagian besar sel
eukariotik. Cairan kental yang mengelilingi nukleus tersebut adalah sitoplasma,
tempat tersuspensinya berbagai jenis organel yang menjalankan sebagian besar
fungsi sel tersebut. Beberapa sel eukariotik, termasuk sel eukariotik tumbuhan,
memiliki dinding kokoh yang terletak di luar membran sel. Sel hewan tidak
memiliki dinding.
Pada sel prokariotik yang jauh lebih
sederhana, DNA tidak terpisah dari bagian-bagian lain sel tersebut yang ada di
dalam nukleus. Sel prokariotik juga tidak memiliki organel sitoplasma seperti
yang dimiliki oleh sel eukariotik. Hampir semua sel prokariotik (bakteri)
memiliki dinding sel eksternal yang kuat.
Walaupun sel eukariotik dan sel prokariotik
memiliki kompleksitas yang jauh berbeda, kita akan melihat bahwa keduanya
ternyata memiliki beberapa kesamaan yang penting. Sel memiliki ukuran, bentuk,
dan ciri-ciri struktural khusus yang sangat bervariasi, tetapi kesemuanya
merupakan struktur yang sangat teratur yang bertugas menjalankan proses-proses
rumit yang harus berlangsung demi kelangsungan hidup sel tersebut
Tidak ada komentar:
Posting Komentar