Jumat, 21 Desember 2012

INFEKSI NOSOKOMIAL

INFEKSI NOSOKOMIAL
Infeksi adalah suatu proses peradangan pada jaringan atau cairan tubuh yang disertai suatu gejala klinis baik lokal maupun sistematik (utama, 2006).

Infeksi yang terjadi di rumah sakit dan menyerang penderita-penderita yang sedang dalam proses seseorang itu di rawat atau selesai dirawat di sebut infeksi nosokomial.

Infeksi nosokomial terjadi karena adanya transmisi mikroba pathogen yang bersumber dari lingkungan rumah sakit dan perantaranya. RS merupakan salah satu tempat dimana kita dapat menemukan mikroba pathogen. RS merupakan depot bagi  berbagai macam penyakit yang berasal dari penderita maupun dari pengunjjung yang bersifat karier. Kuman penyakit ini dapat hidup dan berkembang di lingkungan RS sprit udara, lantai, makanan, benda-benda medis ataupun non medis (Darmadi, 2008).

Infeksi nosokomial menyangkut 2 hal pokok yaitu penderita yang sedang dalam proses asuhan keperawatan di RS dan adanya transmisi mikroba pathogen ke penderita yang sedang dalam proses askep tersebut. Setiap penyakit memiliki masa inkubasi yang berbeda, oleh karena itu perlu adanya penjabaran lebih spesifiik mengenai manifestasi klinis. Manifestasi klinik seperti telah disebutkan dapat muncul selama pasien dalam proses perawatan ataupun setelah selesai menjalani proses perawatan/ setelah pasien keluar dari RS.

kriteria infeksi nodokomial (Darmadi, 2008 dan Utama, 2006):
1.     Pada waktu penderita mulai di rawat di RS tidak didapatka tanda-tanda klinik dari infeksi tersebut.
2.    Pada waktu penderita mulai di rawat di RS tidak sedang dalam masa inkubasi infeksi.
3.    Tanda-tanda klinik infeksi tersebut timbul sekurang-kurangnya setelah 3x24 jam sejak mulai perawatan. Secara umum, pasien yang masuk RS dan menujukkan tanda infeksi kurang dari 72 jam menunjukkan bahwa masa inkubasi penyakit telah terjadi sebelum pasien masuk RS (infeksi berasal dari RS)
4.    Infeksi tersebut bukan merupakan sisa atau residual dari infeksi sebelumnya.
5.    Bila saat mulai di rawat di RS sudah ada tanda-tanda infeksi, dan terbukti infeksi tersebut didapat penderita ketika dirawat di RS yang sama pada waktu yang lalu, serta belum pernah dilaporkan sebagai infeksi nosokomial.
6.    Penderita yang sedang dala  proses perawatan di RS dan kemudian menderita keracunan makanan dengan penyebab bukan produk bakteri tidak termasuk infeksi nosokomial.
7.    Untuk penderita yang keluar dari RS dan kemudian timbul tanda-tanda infeksi, dapat digolongkan sebagai infeksi nosokomial apabila infeksi tersebut dapat dibuktikan berasal dari RS.
8.    Infeksi yang terjadi pada petugas pelayanan medis serta keluarga/pengunjung tidak termasuk infeksi nosokomial.

Mikroba pathogen yang menimbulkan infeksi nosokomial akan masuk ke pejamu melalui port d’entrée dan setelah melewati masa inkubasi akan timbul reaksi sistemik pada penderita berupa manifestasi klinik ataupun laboratorium.

Bakteremia merupakan respon sistemik penderita terhadap infeksi, dimana mikroba atau toksinnya berada di dalam aliran darah dan menimbulkan reaksi sistemik berupa reaksi inflamasi. Proses inflamasi dapat berlanjut hingga menimbulkan sepsis.

Faktor-faktor yang menimbulkan infeksi nosokomial:
1.     Faktor-faktor yang ada pada diri penderita (factor intrinsic) seperti umur, jenis kelamin, kondisi umum penderita, risiko terapi atau adanya penyakit lain yang menyertai penyakit dasar (multipatologi) beserta kompilkasinya. Faktor-faktor ini merupakan presdiposisi.
2.    Faktor keperawatan seperti lamanya hari perawatan, menurunnya standar pelayanan perawatan, serta padatnya penderita dalam satu ruangan.
3.    Factor mikroba pathogen seperti tingkat kemampuan

SAP PENYAKIT LUPUS


SATUAN ACARA PENYULUHAN
PENYAKIT LUPUS

Bidang studi                : Sistem Imun dan Hematologi
Topik                           : Lupus
Sasaran                        : Masyarakat Desa Passo, Ambon, Maluku
Tempat                        : Balai Masyarakat Desa Passo, Ambon, Maluku
Hari/Tanggal               : Senin, 5 november 2012
Waktu                          : 1 x 30 Menit
Jumlah peserta             : 35 orang
Penyaji                                    : Perawat

1.       Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan  tentang penyakit Lupus selama 30 menit peserta mampu memahami tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala, cara pencegahan dan pengobatan penyakit lupus.

2.      Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit tentang pneumonia diharapkan semua peserta dapat:
a.       Menyebutkan Pengertian Lupus
b.      Menyebutkan Penyebab Lupus
c.       Menyebutkan Tanda dan Gejala Penyakit Lupus
d.       Menjelaskan Pencegahan Lupus
e.        Menyebutkan Pengobatan/Penatalaksanaan Lupus

3.      Sasaran
 35 peserta dari masyarakat Desa Passo, Ambon, Maluku




4.      Materi
a.       Pengertian Lupus
b.      Tanda dan Gejala Penyakit Lupus
c.       Penyebab Penyakit Lupus
d.      Pencegahan Lupus
e.       Diagnosa Lupus
f.       pencetus lupus kambuh
g.      Pengobatan/Penatalaksanaan Lupus
h.      Efek samping yang sering dirasakan

5.      Metode
1.      Ceramah dan Tanya jawab
2.      Flipchart
3.      Demonstrasi

6.      Media
1.      LCD
2.       Laptop
3.      Screen
4.      Leaflet


7.      Kegiatan Penyuluhan
NO
WAKTU
KEGIATAN PENYULUHAN
KEGIATAN PESERTA
1
5 Menit
Pembukaan:
Ø Memperkenalkan diri

Ø Menjelaskan tujuan dari penyuluhan.
Ø Melakukan kontrak waktu.
Ø Menyebutkan materi penyuluhan yang akan diberikan

Ø  Menyambut salam dan mendengarkan
Ø  Mendengarkan

Ø  Mendengarkan
Ø  Mendengarkan
2
12 Menit
Pelaksanaan:
Menjelaskan tentang pengertian Lupus
Ø Menjelaskan tentang penyebab Lupus
Ø Menjelaskan tentang tanda dan gejala penyakit Lupus
Ø Menjelaskan tentang pencegahan Lupus
Ø Menjelaskan tentang penanganan Lupus
Ø Memberikan kesempatan pada semua pengunjung Puskesmas Balita untuk bertanya

Ø  Mendengarkan dan memperhatikan
Ø  Mendengarkan dan memperhatikan
Ø  Mendengarkan dan memperhatikan

Ø  Mendengarkan dan memperhatikan
Ø  Mendengarkan dan memperhatikan
Ø  Bertanya dan menjawab pertanyaan yg diajukan
3
10 Menit
Evaluasi :
Menanyakan pada semua pengunjung
Puskesmas Balita tentang materi yang
diberikan dan reinforcement kepada
semua pengunjung Puskesmas Balita
bila dapat menjawab & menjelaskan
kembali pertanyaan/materi

Ø  Menjawab dan menjelaskan pertanyaan
4
3 Menit
Terminasi :
Ø Mengucapkan terimakasih kepada
      semua pengunjung Puskesmas Balita
Ø Mengucapkan salam

Ø   Mendengarkan dan membalas salam


8.      Kriteria Evaluasi
1.      Menanyakan peserta tentang pengertian penyakit lupus
2.      Menanyakan peserta tentang tanda dan gejala penyakit lupus
3.      Menanyakan peserta tentang penyebab penyakit lupus
4.      Menanyakan peserta tentang cara penvegahan penyakit lupus
5.      Menanyakan peserta tentang cara mengobati penyakit lupus
6.      Menanyakan peserta tentang efek samping penyakit lupus








MATERI SATUAN PENGAJARAN
Penyakit Lupus



A.   Pengertian penyakit Lupus
Penyakit Lupus secara umum merupakan kelainan yang bersifat kronik pada masalah imunitas tubuh. Manusia memiliki sistem kekebalan tubuh yang berfungsi untuk menyerang benda asing, virus, bakteri atau kuman yang dapat menyebabkan penyakit. Tetapi, pada penderita penyakit Lupus, sistem kekebalan yang harusnya berfungsi sebagai pelindung tubuh mengalami kelainan. Tubuh tidak dapat membedakan antara benda asing yang harus dimusnahkan dengan jaringan tubuh sendiri yang bermanfaat untuk kelangsungan hidup.
Akibatnya, yang diserang adalah jaringan tubuh sendiri dan menyebabkan kerusakan pada organ tubuh seperti pada paru-paru, darah, kulit, ginjal, otak, jantung, dan lainnya. Kerusakan pada organ tubuh vital selanjutnya menyebabkan penderita Lupus yang disebut Odapus semakin lemah dan sakit.
B.   Tanda dan Gejala Penyakit
Adapun tanda dan gejala penyakit Lupus ialah :
  1. Kulit yang mudah gosong akibat sinar matahari serta timbulnya gangguan pencernaan.
  2. Gejala umumnya penderita sering merasa lemah, kelelahan yang berlebihan, demam dan pegal-pegal. Gejala ini terutama didapatkan pada masa aktif, sedangkan pada masa remisi (nonaktif) menghilang.
  3. Pada kulit, akan muncul ruam merah yang membentang di kedua pipi, mirip kupu-kupu. Kadang disebut (butterfly rash). Namun ruam merah menyerupai cakram bisa muncul di kulit seluruh tubuh, menonjol dan kadang-kadang bersisik. Melihat banyaknya gejala penyakit ini, maka wanita yang sudah terserang dua atau lebih gejala saja, harus dicurigai mengidap Lupus.
  4. Anemia yang diakibatkan oleh sel-sel darah merah yang dihancurkan oleh penyakit Lupus ini
  5. Rambut yang sering rontok dan rasa lelah yang berlebihan.
C. Penyebab Penyakit Lupus
1.      Faktor Genetik : Tidak diketahui gen atau gen – gen apa yang menjadi penyebab penyakit tersebut, 10% dalam keluarga Lupus mempunyai keluarga dekat ( orang tua atau kaka adik ) yang juga menderita lupus, 5% bayi yang dilahirkan dari penderita lupus terkena lupus juga, bila kembar identik, kemungkinan yang terkena Lupus hanya salah satu dari kembar tersebut.
2.      Faktor lingkungan sangat berperan sebagai pemicu Lupus, misalnya : infeksi, stress, makanan,  antibiotik (khususnya kelompok sulfa dan penisilin), cahaya ultra violet (matahari) dan penggunaan obat – obat tertentu.
3.      Faktor hormon, dapat menjelaskan mengapa kaum perempuan lebih sering terkena penyakit lupus dibandingkan dengan laki-laki.  Meningkatnya angka pertumbuhan penyakit Lupus sebelum periode menstruasi atau selama masa kehamilan mendukung keyakinan bahwa hormon, khususnya ekstrogen menjadi penyebab pencetus penyakit Lupus. Akan tetapi  hingga kini belum diketahui jenis hormon apa yang menjadi penyebab besarnya prevalensi lupus pada perempuan pada periode tertentu yang menyebabkan meningkatnya gejala Lupus masih belum diketahui.
4.      Faktor sinar matahari adalah salah satu kondisi yang dapat memperburuk gejala Lupus. Diduga oleh para dokter bahwa sinar matahari memiliki banyak ekstrogen sehingga mempermudah terjadinya reaksi autoimmune.  Tetapi bukan berarti bahwa penderita hanya bisa keluar pada malam hari. Pasien Lupus bisa saja keluar rumah sebelum pukul 09.00 atau sesudah pukul 16.00 dan disarankan agar memakai krim pelindung dari sengatan matahari.  Teriknya sinar matahari di negara tropis seperti Indonesia, merupakan faktor pencetus kekambuhan bagi para pasien yang peka terhadap sinar matahari dapat menimbulkan bercak-bercak kemerahan di bagian muka.kepekaan terhadap sinar matahari (photosensitivity) sebagai reaksi kulit yang tidak normal terhadap sinar matahari.

          D. Cara Mencegah Penyakit Lupus
Karena penyakit ini menyerang bagian kulit sebaiknya hindari terpaan sinar matahari secara langung dan berkelebihan. Selain itu anda juga harus berganti pola hidup anda dengan pola hidup sehat seperti olah raga yang teratur mengganti menu makanan anda dengan di banyaki sayuran dan buah-buahan. Dalam makanan sendiri anda juga harus memperhatikan kandungannya, untuk lebih baiknya sebaiknya konsumsi makanan yang mengandung banyak vitamin D dan protein. Selain itu waspadai juga penyakit yang menyerang bagian pencernaan, namun karena penyakit ini termasuk penyakit genetik sehingga ada juga yang di sebabkan oleh keturunan. Secara ringkas, dapat disebutkan cara pencegahan penyakit Lupus ialah :
  1. Menghindari stress
  2. Menjaga agar tidak langsung terkena sinar matahari
  3. mengurangi beban kerja yang berlebihan
  4. menghindari pemakaian obat tertentu.
E.  diagnosa lupus

Jika seseorang diduga menderita lupus, maka perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk membuktikan diagnosa tersebut. Pemeriksaan laboratorium juga berguna untuk memastikan alat tubuh apa saja yang terkena. Pemeriksaan yang sering dilakukan adalah antinuclear antibody (ANA) dan anti-double stranded DNA (drDNA) dan anti-smith antibodies (Sm). Pemeriksaan laboratorium akan dipadukan dengan pemeriksaan klinis dokter untuk menyatakan apakah menderita lupus atau tidak dan seberapa jauh kerusakan alat tubuh yang terjadi akibat lupus.

F.     pencetus lupus kambuh

Lupus dapat dicetuskan oleh paparan sinar matahari dan infeksi. Jika lupus kambuh akan timbul kemerahan pada wajah atau kulit lainnya dan kemudian terjadi pula gangguan pada alat tubuh-alat tubuh lainnya. Terkadang lupus dicetuskan oleh kehamilan dna persalinan. Oleh karena itu penting untuk berkonsultasi dengan dokter jika tidak dapat menghindari paparan sinar matahari, terkena infeksi (misalnya: batuk pilek yang tidka sembuh-sembuh), sewaktu hamil dan akan menjalani persalinan.
G.  mengobati lupus
Pengobatan lupus tergantung dari berat-ringannya dan alat tubuh mana yang terkena. Untuk itu diperlukan pemeriksaan medis secara berkala. Jika terdapat gejala ringan dapat diberikan obat anti inflamasi non steroid (OAINS) dan anti malaria (seperti Chloroquine). Jika terdapat gejala yang berat dab beresiko mengancam jiwa, maka diberikan Steroid (seperti Prednison, Metilprednisolon) dan obat imunosupresif (seperti azathioprine, cyclophosphamide, mycophenolate mofetil dan cyclosporine).
Obat-obat tersebut memang berguna untuk mengobati lupus, tetapi mempunyai beberapa
efek samping. Efek samping yang ditimbulkan beragam dari ringan sampai berat dan terkadang baru dirasakan setelah jangka waktu lama.

H.   Efek samping yang sering dirasakan
      Nyeri ulu hati
      Mual dan kadang disertai muntah
      Tekanan darah tinggi
      Berat badan meningkat
      Muka menjadi bulat
      Osteoporosis
      Rambut rontok
      Meningkatnya resiko infeksi (misalnya: tuberkulosis)
      Setelah perbaikan, maka dosis dan jenis oabat akan dikurangi secara bertahap.